Page 2 - Demo
P. 2
Perkembangan Organisasi Korps Marinir5 MARINIR Edisi Khusus : 209 - 2024PRASASTIKorps Marinir mempunyai tugas pokok membina kekuatan dan kesiapan operasional satuan Korps Marinir sebagai pasukan pendarat amfibi TNI AL dalam rangka proyeksi kekuatan ke darat lewat laut, operasi pertahanan pantai serta operasi tempur lainnya sesuai kebijakan Panglima TNI. Dari tahun 1945 hingga saat ini, Korps Marinir terus menerus mengalami validasi organisasi.PERIODE 1945-1950Pada periode ini juga guna menambah dan menyempurnakan kecakapan dan kemampuan anggota maka dilaksanakan kursus-kursus tambahan serta pendidikan untuk para Perwira, Bintara maupun Tamtama baik di dalam maupun di luar negeri. Pada masa ini juga didirikan Pusat Pendidikan KKO-AL dan Pusat Pendidikan Amfibi di Surabaya. Persenjataan dan perlengkapan yang semula bervariasi disempurnakan dengan senjata jenis Johnson dari FN (Belgia). Material tempur yang digunakan saat itu adalah LVTP I dan LVTH. Sedangkan kesatuan sekoci pendarat disempurnakan dengan penggunaan LCVP dan LCM.PERIODE 1950-1965Usai perang kemerdekaan tepatnya pada tahun 1951 status organisasi KKO-AL adalah sebagai Kotama ALRI dengan sebutan Pasukan Komando (Pasko) dimana Markas Komando merupakan juga Markas KKO-AL. Pada tahun 1955-1959 KKO-AL mengalami perubahan dalam bidang organisasi. Pembinaan personil dan material pada periode ini juga mengalami kemajuan-kemajuan di antaranya melalui bidang pendidikan. Pada masa ini KKO-AL menghadapi situasi dan kondisi Trikora, Dwikora dan G. 30 .S / PKI. Untuk Susunan organisasi terdiri atas Markas Besar KKO-AL Komando Utama KKO-AL, Pastermar, Paskohanmarnas dan Unsur-unsur Pelayanan Kotama.Usai Trikora maka kekuatan KKO-AL sangatlah besar dengan dibentuknya Pasukan Komando Armada I di Surabaya, Pasukan Komando Armada II di Jakarta, dan Pasukan Induk Komando di Surabaya. Batalyon Infanteri KKO-AL terdiri dari 6 Batalyon Infanteri dengan 4 Batalyon Para. Sedangkan kesatuan Bantuan Tempur dan Rawat Tempur juga ditingkatkan menjadi Batalyon.Di bidang pendidikan, di samping perkembangan Pusat Pendidikan KKO dan Pusat Pendidikan Amfibi diadakan pula Pusat Latihan Pertempuran (PLP) di Purboyo (Malang Selatan), pendidikan menembak dan Sekolah Para di Gunungsari serta Serangsus (Sekolah Perang Khusus/Komando Hutan) di Baluran Banyuwangi dan Lampung. Pada periode ini KKO-AL menerima senjata dan material tempur dari USSR.PERIODE 1966-1998Periode ini merupakan periode reorganisasi di mana Paskoarma I dan II serta Pasinko dilebur menjadi Paskoarma dengan kekuatan 2 Brigade. Sesuai Renstra Hankam I tahun 1974-1978 bidang TNI-AL, dilaksanakan pula penyederhanaan struktur organisasi KKO-AL yang kemudian diikuti dengan likuidasi Batalyon 6, 8, dan 10 di wilayah Barat (Jakarta) serta Batalyon 7 dan 9 di wilayah Timur (Surabaya). Bagi para anggota dari Batalyon-Batalyon yang terkena likuidasi tersebut, sebagian dimasukkan kedalam Batalyon yang masih aktif dan sebagian lagi disalurkan ke dalam Depatransit dan Lembaga-lembaga pemerintah lainnya di wilayah Barat dan Timur.Pada tahun 1975, setelah perubahan nama KKO AL (Korps Komando Angkatan Laut) menjadi Korps Marinir. Korps Marinir membentuk Komando Pelaksana (Kolak) yang terdiri dari 2 Pasmar (Pasukan Marinir), yaitu Pasukan Marinir - 1 di Surabaya dan Pasukan Marinir-2 di Jakarta, 5 Batalyon Marinir Infanteri, Marinir Senjata Bantuan yang terdiri atas 10 Yon Senban, 1 Marinir Latih, 1 Marinir Keamanan Pangkalan dan 2 Marinir Administrasi Logistik masingmasing di Jakarta dan di Surabaya.Pada tahun 1984 Korps Marinir kembali mengadakan reorganisasi kekuatan. Kekuatan yang dimiliki saat itu adalah 2 Brigade Infanteri Korps Marinir, 1 Resimen Bantuan Tempur Korps Marinir, 1 Resimen Bantuan Administrasi Korps Marinir, 1 Komando Latihan Korps Marinir dan 2 Pangkalan Korps Marinir di Jakarta dan Surabaya. Selanjutnya sebelum era reformasi, kekuatan tersebut ditambah dengan masuknya satuan Detasemen Jala Mangkara dan Rumah Sakit TNI AL Marinir Cilandak sebagai Komando Pelaksana Korps Marinir PERIODE 1998-2017Dalam rangka meningkatkan pembinaan dan standarisasi kemampuan tempur pasukan Marinir, Kepala Staf TNI AL mengeluarkan keputusan Nomor. Kep/08/III/2001 tanggal 12 Maret 2001 tentang likuidasi Brigif-1 Marinir, Brigif-2 Marinir, Menbanpurmar dan Menbanminmar selanjutnya membentuk Pasukan Marinir-1 (Pasmar-1) dan Brigade